Tuesday, 24 October 2017

SALAHKAH CINTAKU BERLABUH DI MASALEMBU


SALAHKAH JIKA CINTAKU BERLABUH DI MASALEMBU

Cinta adalah anugrah. Tidak ada cinta yang salah. Itulah kata pepatah dalam konteks cinta dengan lawan jenis. Lantas salahkah jika aku cinta pada sebuah pulau yang menurutku raja ampatnya Indonesia di bagian barat.

Pulau masalembu namanya, pulau yang masuk dalam kecamatan Masalembu bersama pulau Kramian dan Masakambing, kabupaten Sumenep Jawa timur.

Berlayar 2 hari 2 malam dari selatan, kapal Sabuk Nusantara 57 membawaku kepulau yang katanya triangle Indonesia.

Pertama kali menginjakkan kaki di pulau masalembu ini aku di sapa pantai pasir putih yang luas. Bukan hanya itu air laut dengan 3 warna akan kemanjakan mata kita saat berenang.

Perairan Masalembu juga sebagai rumah para lumba-lumba yang menari di sore hari , para penyu yang besar atau ikan hiu yang pertama kali ku lihat.

Bukan hanya Masalembu, Pulau Masakambing sebagai pulau konservasi burung kakak tua spesies jambul kuning di dunia.

Banyak budaya Madura, Bugis, Mandar dan Banjar berkolaborasi menciptakan perdamaian di pulau yang sangat aman ini, tidak salah rasanya jika hatiku jatuh cinta kepulau ini. Jika alam melarangku tuk jatuh cinta, hanya satu ku pinta bawa aku kesana lagi. I Love Masalembu.

Mari berteman
Fb : Bahriannor
IG : rian_enj

Tuesday, 12 September 2017

METHOD CHILD : PENERAPAN NILAI SEJARAH PAHLAWAN UNTUK MENGUBAH MINDSET DAN REVOLUSI MENTAL PADA ANAK PELAKU KRIMINALITAS MELALUI BASSCAMP EDUCATION



METHOD CHILD : PENERAPAN NILAI SEJARAH PAHLAWAN UNTUK MENGUBAH MINDSET DAN REVOLUSI MENTAL PADA ANAK PELAKU KRIMINALITAS MELALUI BASSCAMP EDUCATION

Di susun Oleh :
Ketua : Bahriannor
Anggota : Zakiah

Dosen Pembimbing :
Dr. Deasy Arisanty, M.Sc



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017







METHOD CHILD : PENERAPAN NILAI SEJARAH PAHLAWAN UNTUK MENGUBAH MINDSET DAN REVOLUSI MENTAL PADA ANAK PELAKU KRIMINALITAS MELALUI BASSCAMP EDUCATION
Oleh :
Bahriannor
Angkatan 2014 Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Zakiah
Angkatan 2016 Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Dosen Pembimbing :
Dr. Deasy Arisanty, M.Sc
Dosen Pendidikan Georafi FKIP UNLAM, Lulusan S3 di Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Abstrak
Kriminalitas saat ini bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa namun juga bisa dilakukan oleh anak-anak, kriminalitas pada anak-anak seperti tauran, membully, mencuri dan bahkan pengguna obat-obatan terlarang. Salah satu metode yang sangat cocok digunakan yaitu Basscamp Education yang mana metode ini bersahabat dengan anak-anak yang dilakukan di luar ruangan ( outdoor) metode ini juga bertujuan untuk merubah mindset anak-anak dan perilaku agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku.  Perilaku para pahlawan sangat bagus di ceritakan kembali pada anak-anak karena sifat para pahlawan mengandung nilai moral yang bagus seperti bijaksana, adil, berani, gotong royong dan pantang menyerah.
kata kunci: basscamp education, anak pelaku kriminalitas, nilai-nilai sejarah                             pada pahlawan
I.                   PENDAHULUAN
      Kenakalan anak erat kaitannya dengan kriminalitas anak, dan kenakalan anak merupakan dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial seperti tindakan berlebihan di sekolah, pelanggaran-pelanggaran seperti melarikan diri dari rumah sampai pada perilaku-perilaku criminal (Sandrock, 2003). Kenakalan anak tidak hanya tindakan-tindakan kriminal saja, melainkan segala tindakan yang dilakukan oleh anak yang dianggap melanggar nilai-nilai sosial, sekolah ataupun masyarakat. Anak yang berusia 12 sampai dengan 18 tahun berdasar Undang – Undang No. 12 Tahun 2012, merupakan rentang usia yang dalam perspektif psikologi tergolong pada masa remaja yang memiliki karakteristik perkembangan yang mungkin membuat anak sulit untuk melakukan penyesuaian diri sehingga memunculkan masalah perilaku. Anak/remaja Nakal atau kriminal dianggap sebagai anak maladaptive yaitu anak yang tidak dapat melakukan perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma sosial.
      Banyak kita temui anak-anak sekarang sudah tidak canggung lagi menggunakan narkoba, bahkan anak sekolah sekarang sudah mengenal yang namanya “pil koplo” atau yang popular sekarang di sebut dengan  “ zinet”. Hal ini tentu sangat meresahkan para orang tua, apalagi orang tua yang jarang mengawasi anak-anaknya. Maka dari itu, dari sinilah dibentuk revolusi mental untuk anak-anak, terutama merubah mindset pada mereka bahwa masa depan bangsa itu ada di tangan mereka sehingga pentingnya mereka sejak dini mengasah skill mereka untuk berprestasi kedepannya agar tidak terjerumus pada narkoba.
Description: http://manadopostonline.com/assets/images/news/GRAF-TAHANAN-DI-LAPAS_01081427.jpg
Gambar 1.1 Angka anak yang bermasalah

      Pada gambar 1.1 dari data tahun 2011-2014 kejahatan yan dilakukan anak sehingga menyeret mereka ke lembaga tahanan terus meningkat, terutama tahun 2014 yang hanya sampai bulan juli sudah mengalami peningkatan di bandin tahun 2013.


II.                METODE
      Metode yang ditawarkan disini ialah metode Basscamp education atau pendidikan outdoor yang mana berarti pembelajaran ini berlangsung diruang terbuka yang tentunya bersahabat dengan alam. Nilai-nilai yang terkandung pada cerita sejarah pahlawan seperti jiwa nasionalisme, patriotisme, kepemimpinan, berlaku adil, dan pantang menyerah serta memiliki keberanian dalam mengambil keputusan dalam situasi tertentu. Hal ini sangat cocok diterapkan pada pola pemikiran anak-anak, karena perilaku mereka akan terbentuk dengan sendirinya dan akan menghasilkan output yang positif. Selain itu, tentunya aktivitas pembelajaran di ruang terbuka sangat menyenangkan bagi anak-anak yang tentunya berbanding terbalik didalam ruangan yang membuat anak-anak cepat bosan.
      Tahapan-tahap yang dilakukan dalam menerapkan metode basscamp education bisa di lihat pada skema 1.1 berikut ini :

















Rounded Rectangle: Mengetahui latar belakang anak





Rounded Rectangle: Menyampaikan nilai/amanat yang terkandung di cerita




Rounded Rectangle: Diskusi ringan dan memancing anak berbagi cerita









Rounded Rectangle: Mengajak anak-anak bermain di alam



 















skema 1.1 Tahap-tahap penerapan basscamp education pada anak
Rincian tahap-tahap yang dilakukan :
1.      Mengatahui latar belakang anak
Setiap anak memilki latar belakang masalah yang berbeda, ada anak yang bermasalah dibidang kriminalitas misal narkoba, mencuri, mmbully. Jika kita sudah mengetahui latar belakang anak maka akan lebih mudah untuk memilih cerita yang cocok untuk anak tersebut.

2.      Menceritakan sejarah-sejarah pahlawan
cerita sejarah pahlawan dapat diambil dari tokoh-tokoh pahlawan revolusi, proklamator dan nasional. Cerita tersebut dapat disampaikan secara lisan serta ekspresif sehingga anak-anak lebih mendalami karakter tokoh pahlawan. Saat kita bercerita anak-anak membentuk formasi melingkari kita sehingga memudahkan berinteraksi dengan mereka.

3.      Diskusi ringan dan memancing anak-anak  berbagi cerita
setelah proses bercerita selesai anak-anak diajak untuk memberikan pendapat tentang tokoh yang ada dalam cerita serta dapat diberikan kesempatan untuk bertanya.

4.      Menyampaikan nilai/amanat yang tetkandung di dalam cerita
pencerita menyampaikan nilai moral yang terkandung dalam cerita, nilai moral tersebut bisa meliputi kedisiplinan, keadilan, keberanian sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air.

5.      Memberikan reward pada anak yang aktif
memberikan penghargaan pada anak yang aktif saat berdiskusi atau saat berlangsungnya proses pembalajaran Basscamp Education. Adapun reward  yang dapat diberikan, bisa berupa bingkisan, makanan, atau bahkan pujian yang dapat membuat mereka lebih bersemangat.

Mengajak anak-anak bermain dialam
setelah proses Basscamp Education selesai diajak anak-anak untuk bermain dialam yang dapat membuat mereka lebih aktif bermain diluar ruangan (outdoor) dengan permainan yang membutuhkan kerjasama tim sehingga anak lebih mudah bersosialisasi, aktif, dan rasa peduli terhadap temannya, sehingga membuat revolusi mental yang baik tentunya.

          Metode diatas adalah diskripsi tentang Basscamp Education yang bisa diterapkan oleh siapa saja khususnya untuk anak-anak yang berperilaku tidak sesuai dengan norma-norma.
         Adapun kelebihan dari metode ini yaitu :
·         Simpel dan mudah diterapkan oleh siapa saja
·         Belajar lebih rekreatif
·         Anak lebih mengenal pada dunia nyata
·         Anak lebih mengetahui tentang cerita-cerita sejarah bangsa
·         Amanat yang disampaikan lebih cepat diserap oleh anak-anak

           Adapun kekurangan dari metode ini yaitu tergantung keadaan cuaca, karena ketika cuaca hujan maka pembelajaran mengunakan metode ini tidak efektif.

III.             PEMBAHASAN
                        Gerakan revolusi mental semakin relevan bagi bangsa Indonesia yang saat ini tengah menghadapi tiga problem pokok bangsa yaitu; merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, dan terakhir melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional.
     Revolusi mental adalah membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia (subagja, 2016).
     Metode Basscamp Education yang bertujuan untuk mengubah mental anak-anak yang memiliki masalah di kriminalitas sangat bagus diterapkan, terkhusus pada anak-anak yang berumur dibawah 16 tahun. Hasil yang bisa di manfaatkan anak-anak akan mengalami perubahan pada mental dan mindsetnya seperti tahu akan bahaya tindak kriminalitas dan berusaha menggapai prestasi yang lebih baik.
     Perubahan mental pada anak tidak berubah secara tiba-tiba tapi perlu proses yang lumayan lama, namun dengan modal cerita-cerita sejarah para pahlawan anak-anak akan dapat mengambil nilai moril yang terkandung dan akan membekas di pikiran mereka.
IV.             KESIMPULAN
      Manfaat basscamp education sangat bagus diterapkan pada pembelajaran untuk anak pelaku kriminalitas, hal ini untuk mengubah mindset mereka dan sekaligus revolusi mental. Pengajaran sejarah para pahlawan bisa di ambil nilai moralnya untuk pola piker anak yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
1.      Abduss, 2012. Kriminalitas yang di Lakukan Anak. Aksara Aurora : Bandung
2.      Subagja, 2016. Bahaya Tawuran pada anak dan Revolusi Mental. Cv. Rumah Bintang : Semarang
3.      Zainal, 2014. Manfaat Belajar Sejarah Pahlawan. Zukses Express : Banjarbaru

    
    
    

LKTI : PELESTARIAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR'AN

DAFTAR ISI
1.      Daftar Isi ……………………………………………………………………..........   1         
2.      BAB I Pendahuluan ……………………………………………………………......  2
A.    Latar Belakang ………………………………………………………………....  2
B.     Rumusan Masalah ……………………………………………………………...  3
C.     Tujuan …………………………………………………………………….........   4
D.    Manfaat ………………………………………………………………………...  4
3.      BAB II Pembahasan ……………………………………………………………….. 5
A.    Pengertian Lingkungan Lahan Basah …………………………………………    5
B.     Kondisi Lingkungan saat ini …………………………………………………… 8
C.     Pandangan Al-Qur’an terhadap Pelestarian Lingkungan ………………………  9
D.    Pandangan Hadist terhadap Pelestarian Lingkungan ……………………….....   15
E.     Masalah-masalah pada Lingkungan Hidup Lahan Basah ……………………… 19
F.      Upaya-Upaya Pelestarian Lingkungan Lahan Basah …………………………..  20
G.    Pembaharuan dan Inovasi Pelestarian Lingkungan Lahan basah   ....................   21
H.    Fungsi dan Nilai Lahan Basah …………………………………………………  22
4.      BAB III Penutup ……………………………………………………………………            23
A.    Kesimpulan ……………………………………………………………………  23
5.      Daftar Pustaka ……………………………………………………………………… 25



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Lingkungan adalah salah satu bagian terpenting dari bumi ini. Sebagai salah satu bagian dari bumi ini, lingkungan sangat berperan bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup di bumi ini. Selain itu, tanpa adanya lingkungan yang asri dan terawat semua makhluk hidup akan kesulitan untuk hidup karena lingkungan salah satu tempat hewan-hewan tinggal dan mencari makan. Selain itu, lingkungan yang penuh dengan pohonan dan tumbuhan dapat mengurangi adanya bencana alam.
Pendidikan yang baru dan termasuk yang penting untuk masa sekarang adalah pendidikan lingkungan. Pendidikan tersebut berkenaan dengan kepentingan lingkungan di sekitar manusia dan menjaga berbagai unsurnya yang dapat mendatangkan ancaman kehancuran, pencemaran, atau perusakan.
Pendidikan lingkungan telah diajarkan oleh Rasululloh SAW kepada para sahabatnya. Abu Darda ra pernah mengatakan bahwa di tempat belajar yang diasuh oleh Rasululloh SAW telah diajarkan pentingnya bercocok tanam, dan menanam pepohonan, serta pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang besar disisi Alloh SWT dan bekerja untuk memakmurkan bumi merupakan amal ibadah kepada Alloh SWT.
Pada awalnya lahan basah dijauhi karena merupakan sarang nyamuk yang dapat menimbulkan penyakit malaria. Dengan alasan ini pula merupakan salah satu penyebab terjadinya pembukaan lahan basah untuk memberantas sarang nyamuk dan penyakit yang ditimbulkannya. Sekitar akhir 1800-an lahan basah dianggap sebagai penyebab nyamuk malaria, sehingga kegiatan untuk pengeringan lahan basah menjadi luas. Seiring dengan perkembangan teknologi tahun-tahun berikutnya, kerugian dan kerusakan dari lahan basah semakin terus bertambah karena alasan tersebut, dan sebagai alasan untuk mendapatkan lahan pertanian, membuka pemukiman dan lain-lain, yang tergambar pada kontrol dan eksploitasi alam oleh manusia, meletakkan dasar bagi pemberantasan lahan basah (Caliskan, 2008). Lahan basah telah dikeringkan, berubah menjadi lahan pertanian dan perkembangan komersial dan residensial pada tingkat yang mengkhawatirkan (Mitsch dan Gosselink, 1993).
Penyusutan luas kawasan lahan basah di daerah padat penduduk terjadi akibat kebutuhan lahan untuk pemukiman, pertanian, dan industri. Hal tersebut seperti antara lain menyebabkan terjadinya upaya reklamasi dengan menimbun ekosistem pantai dan rawa serta pembelokan, penyempitan, maupun pelebaran sungai untuk pembangunan infrastruktur. Di samping itu penyusutan juga terjadi di kawasan hutan dan kawasan yang dilindungi, hal ini umumnya terjadi akibat bencana alam seperti kebakaran dan juga akibat ketidakjelasan tata batas kawasan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2004).
Oleh karena kerusakan yang terjadi ini membuat penulis untuk menyampaikan sebuah gagasan dalam hal pembaharuan yang di tuangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah Kandungan Al-Qur’an dengan judul “Pelestarian Lingkungan Lahan Basah Menurut Perspektif al-Qur’an”.

B.     Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari Karya Tulis Kandungan Al-Qur’an ini yaitu :
1.      Apa sebenarnya lingkungan lahan basah dan bagaimana kondisinya pada saat ini?
2.      Bagaimana pandangan Al-Qur’an yang berkaitan dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan?  
3.      Bagaimana pandangan Hadist yang berkaitan dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan?  

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Kandungan Al-Qur’an ini yaitu :
1.      Mengetahui apa dan bagaimana kondisi lingkungan lahan basah saat ini.
2.      Mengetahui betapa pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan.
3.      Mengetahui bagaimana cara menjaga lingkungan seperti yang terdapat pada al-qur’an.
4.      Mengetahui bagaimana cara menjaga lingkungan seperti yang terdapat pada hadist.

D.    Manfaat
Adapun manfaat yang bisa di ambil dari Karya Tulis kandungan Al-Qur’an ini yaitu :
1.      Bagi Penulis
Menambah keterampilan dan kemahiran dalam bidang karya tulis dan pengetahuan di lingkungan lahan basah.
2.      Bagi Pembaca
Menambah wawasan dan menumbuhkan cinta lingkungan lahan basah.
3.      Institusi
Bisa dijadikan sebagai bahan referensi, terkhusus lagi Universitas Lambung Mangkurat V
visinya berkaitan dengan lingkungan lahan basah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Lingkungan Lahan Basah
Lahan basah atau dalam bahasa Inggris disebut wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah lahan basah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal atau tergenang. Digolongkan ke dalam lahan basah ini di antaranya, adalah rawa-rawa termasuk juga rawa bakau, payau, dan gambut. Dimana air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau juga air asin. Lahan basah ini merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem. Kawasan lahan basah yang merupakan lahan yang subur, sehingga sering dibuka, dikeringkan dan dikonversi menjadi lahan-lahan pertanian. Lahan basah dicirikan oleh muka air tanah yang relatif dangkal, dan juga dekat dengan permukaan tanah, pada waktu yang cukup lama sepanjang tahun untuk menumbuhkan hidrofita, yaitu tumbuh-tumbuhan yang khusus tumbuh di wilayah basah.
Description: C:\Users\Mahasiswa\Documents\f1.jpg
Gambar 1.1 Contoh lingkungan lahan basah
Sebagian besar kondisi tanah di Kalimantan Selatan adalah lahan basah atau lahan gambut. Artinya, daerah Kalimantan selatan merupakan kawasan rawa terbesar karena tergenang air, baik secara musiman maupun permanen dan banyak ditumbuhi vegetasi sehingga secara umum kondisi lahan basah memiliki tekstur, sifat fisik dan kimia yang khas.
Luas lahan basah di Kalimantan Selatan mencapai 382.272 ha. Lahan basah di Kalimantan Selatan merupakan daerah cekungan pada dataran rendah yang pada musim penghujan tergenang tinggi oleh air luapan dari sungai atau kumpulan air hujan, pada musim kemarau airnya menjadi kering.
Lahan basah sangat unik dan memiliki kepentingan ekologis yang luas, mulai tingkat lokal hingga global. Lahan basah bisa diberdayakan secara produktif bagi ekonomi lokal, sumbangannya terhadap keakekaragaman hayati juga sangat signifikan. Ribuan jenis tanaman unik dan unggas khas yang bermigrasi biasanya singgah di kawasan lahan basah.
Pengelompokkan Lingkungan lahan basah :
1.      Lahan Basah Pesisir dan Lautan
Terdiri dari : terumbu karang, padang lamun, pantai berbatu, tubir, perairan estuari, pantai intertidal, rawa, pesisir payau, laguna dan karst (sistem perairan bawah tanah lainnya di laut atau di pesisir)
2.       Lahan Basah Daratan
Terdiri dari : delta, sungai, danau, payau, rawa, lahan gambut, lahan basah pegunungan, lahan basah tundra, mata air, lahan basah geother-mal dan karst (sistem perairan bawah tanah lainnya di lahan basah daratan).
3.      Lahan Basah Buatan
Terdiri dari : lahan basah budidaya perairan, kolam, lahan irigasi, lahan pertanian terendam musiman, tambak garam, area penyimpanan air, galian-galian, area pengolahan limbah kanal dan karst (sistem perairan bawah tanah buatan manusia).

Tabel 1.1 Persebaran Lahan Basah Di Indonesia :
Tipe
Luas (Ha)
Semula
Sisa
Dilindungi
1.    Rawa Gambut*
14.905.574
-
-
2.    Rawa air
11.544.000
5.185.500
984.250
3.    Huatan Manggrove
9.248.038
5.326.870
3.720.187
4.    Terumbu Karang
≥ 5.102.000
5.102.000
dtt
5.    Padang Lamun
≥ 3.000.000
3.000.000
dtt
6.    Vegetasi Pantai
180.000
78.000
33.000
7.   Dataran Lumpur/Pasir
dtt
dtt
dtt
8.    Danau
744.894
308.000
73.800
9.    Estuary
dtt
dtt
dtt
10.  Sungai
dtt
dtt
dtt
11.  Kolam Air Tawar
155.216
80.995
-
12.  Waduk/Bendungan
dtt
dtt
dtt
13.  Sawah
8.393.290
7.787.339
-
14.  Tambak Ikan/Udang
304.623
435.000
-
15.  Tambak Garam
dtt
dtt
dtt





B.     Kondisi Lingkungan saat ini
Masalah lingkungan hidup dewasa ini telah menjadi isu global karena menyangkut berbagai sektor dan berbagai kepentingan umat manusia. Hal ini terbukti dengan munculnya isu-isu kerusakan lingkungan yang semakin santer terdengar. Diantaranya isu efek rumah kaca, lapisan ozon yang menipis, kenaiakan suhu udara, mencairnya es di kutub, dll. 
Timbulnya kerusakan alam atau lingkungan hidup sebagian besar adalah hasil  perbuatan manusia. Karena manusialah yang diberi tanggung jawab sebagai khalifah di bumi. Manusia mempunyai daya inisiatif dan kreatif, sedangkan makhluk-makhluk lainnya tidak memilikinya. Kebudayaan manusia makin lama makin maju sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejalan dengan kemajuan tersebut, perkembangan persenjataan dan alat perusak lingkungan makin maju pula. Kerusakan lingkungan diperparah lagi dengan banyaknya kendaraan bermotor, dan pabrik-pabrik yang menimbulkan pencemaran udara atau polusi. Pencemaran tersebut membahayakan keselamatan hidup manusia dan kehidupan sekelilingnya. Limbah-limbah pabrik sering kali dibuang seenaknya ke sungai yang akhirnya bermuara ke laut. Demikian pula kapal-kapal tanker yang membawa minyak sering mengalami kebocoran, sehinggga minyaknya tumpah ke laut. Akibatnya, air sungai dan laut beracun yang menyebabkan mati atau tercemarnya ikan dengan zat beracun.
Mungkin selama ini manusia terlau jumawa dengan kemampuan yang mereka miliki untuk mengolah lingkungan yang ada. Padahal seharusnya manusia sebagai makhluk yang dimuliakan dengan akal, seharusnya mampu berbuat apapun asalkan tetap memegang amanah dan tanggung jawab dalam mengolah bumi. Seharusnya kita sebagai umat Islam kembali kepada ajaran Al-qur’an dalam hal mengolah lingkungan. Supaya kita dapat lebih bijak dan bertanggung jawab. Sehingga nantinya dengan sendirinya akan lahirlah  prinsip pembangunan berkelanjutan atau pembangunan berwawasan lingkungan.
Description: C:\Users\Mahasiswa\Documents\f2.jpg
Gambar 1.2 Lahan basah yang sudah rusak
C.    Pandangan Al-Qur’an terhadap Pelestarian Lingkungan
Al-Qur’an sebagai kitab suci agama Islam di dalamnya banyak terangkum ayat-ayat yang membahas mengenai lingkungan, seperti perintah untuk menjaga lingkungan, larangan untuk merusaknya, dll. Seperti yang akan di bahas berikut ini.

1.    Q.S. Ar-Rum ayat 41-42
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمَلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ﴿41﴾ قُلْ سِيْرُوا فِي الْاَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُّشْرِكِيْنَ﴿42﴾ 
41. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
42. Katakanlah “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”

Kandungan Surat Ar-Rum 41-42 
Allah menciptakan Jin dan Manusia untuk beribadah kepada-NYA juga memberikan manusia kedudukan sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas memanfaatkan, mengelola dan memelihara.
Tetapi seringkali manusia lalai dengan kedudukannya sebagai khalifah di bumi. Pemanfaatan yang mereka lakukan terhadap alam seringkali tidak diiringi dengan usaha pelestarian. Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia terhadap alam justru mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan kepada manusia itu sendiri. Kerusakan terjadi di darat dan di laut seperti Banjir, tanah longsor, kekeringan, pencemaran air dan udara, dll.
Dalam ayat ini Allah menyuruh kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi dan menengok kembali kisah-kisah umat terdahulu yang binasa karena ingkar kepada Allah SWT. Banyak kisah-kisah orang terdahulu seperti cerita para nabi, sahabat-sahabat rasul dan tabi’in. Pada masa itu manusia juga banyak melakukan kerusakan di bumi. Sampai akhirnya Allah SWT. memusnahkannya.
Usaha yang dapat kita lakukan untuk memelihara dan melestarikan lingkungan hidup diantaranya ;
  1. Rehabilitasi sumber daya alam berupa hutan, tanah, dan air yang rusak.
  2. Pendayagunaan daerah  pantai, wilayah laut, dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.
  3. Membudidayakan tanaman dan hidup bersih .

” Kebersihan adalah  sebagian dari iman ” , maka rawatlah bumi ini dan sadarlah kita sebagai khalifah yang tugasnya untuk merawat, mengelola dan memanfaatkan apa yang ada di bumi ini.

2.    Q.S.Al-A’raf ayat 56-58
وَلَاتُفْسِدُوا فِي اْﻷَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ الله قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ ﴿56﴾ وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَآ أَقَلَّتْ سَحَابًا ثَقَالًاسُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَآءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُحْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿57﴾ وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لَايَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا كَذَلِكَ نُصَرِّفُ اْﻷَيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ ﴿58﴾

56.  Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
57.  Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa angin mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
58.  Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersukur.

Isi Kandungan Q.S.Al-A’raf ayat 56-58
Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan
Hanya saja ada sebagian kaum yang berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka tidak hanya merusak sesuatu yang berupa materi atau benda saja, melainkan juga berupa sikap, perbuatan tercela atau maksiat serta perbuatan jahiliyah lainnya. Akan tetapi, untuk menutupi keburukan tersebut sering kali merka menganggap diri mereka sebagai kaum yang melakukan perbaikan di muka bumi, padahal justru merekalah yang berbuat kerusakan di muka bumi
Allah SWT melarang umat manusia berbuat kerusakan dimuka bumi karena Dia telah menjadikan manusia sebagai khalifahnya. Larangan berbuat kerusakan ini mencakup semua bidang, termasuk dalam hal muamalah, seperti mengganggu penghidupan dan sumber-sumber penghidupan orang lain.
Allah menegasakan bahwa salah satu karunia besar yang dilimpahkan kepada hambanya ialah Dia menggerakkan angin sebagai tanda kedatangan rahmat Nya. Angin yang membawa awan tebal, di halau ke negeri yang kering dan telah rusak tanamannya karena tidak ada air, sumur yang menjadi kering karena tidak ada hujan, dan kepada penduduk yang menderita lapar dan haus. Lalu dia menurunkan hujan yang lebat di negeri itu sehingga negeri yang hampir mati tersebut menjadi subur kembali dan penuh berisi air. Dengan demikian, dia telah menghidupkan penduduk tersebut dengan penuh kecukupan dan hasil tanaman-tanaman yang berlimpah ruah.

3.    Q.S. Sad ayat 27
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَآءَ وَاْﻷَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوا فَوَيْلُ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ ﴿27﴾
 27. Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.

Isi Kandungan Q.S. Sad ayat 27
Allah SWT menjelaskan bahwa dia menjadikan langit, bumi dan makhluk apa saja yang berada diantaranya tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi, matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan yang menampakkan bentuknya yang berubah-ubah dari malam kemalam serta bumi tempat tinggal manusia, baik yang tampak dipermukaannya maupun yang tersimpan didalamnya, sangat besar artinya bagi kehidupan manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah atas kekuasaan dan kehendaknya sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.
Allah memberikan  pertanyaan pada manusia. Apakah sama orang yang beriman dan beramal saleh dengan orang yang berbuat kerusakan di muka bumi dan juga apakah sama antara orang yang bertakwa dengan orang yang berbuat maksiat? Allah SWT menjelaskan bahwa diantara kebijakan Allah ialah tidak akan menganggap sama para hambanya yang melakukan kebaikan dengan orang-orang yang terjerumus di lembah kenistaan. Allah SWT menjelaskan bahwa tidak patutlah bagi zat Nya dengan segala keagungan Nya, menganggap sama antara hamba-hambanya yang beriman dan melakukan kebaikan dengan orang-orang yang mengingkari keesaannya lagi memperturutkan hawa nafsu.
Mereka ini tidak mau mengikuti keesaan Allah, kebenaran wahyu, terjadinya hari kebangkitan dan hari pembalasan. Oleh karena itu, mereka jauh dari rahmat Allah sebagai akibat dari melanggar larangan-larangannya. Mereka tidak meyakini bahwa mereka akan dibangkitkan kembali dari dalam kuburnya dan akan dihimpun dipadang mahsyar untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya sehingga mereka berani zalim terhadap lingkungannya.
Allah menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya hanya untuk kepentingan manusia. Manusia diciptakan Nya untuk menjadi khalifah di muka bumi ini sehingga wajib untuk menjaga apa yang telah dikaruniakan Allah SWT.
Kandungan Surat Shaad ayat 27 dari segi artinya adalah :
1. "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah."
Pada firman ini Allah s.w.t menyatakan kepada Nabi Dawud a.s, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan seisi bumi dan langit ini dengan penuh limpahan karunia. Tidak seperti apa yang dikatakan oleh para orang kafir terhadapnya (Dawud a.s).
2. "Yang demikian itu adalah anggapan orang - orang kafir."
Pada firman ini Allah s.w.t menyatakan bahwa sesungguhnya apa yang dikatakan orang kafir terhadapnya itu adalah kebohong semata. Dikisahkan bahwa pada waktu itu orang - orang kafir berkata kepada Nabi Dawud a.s; bahwa Allah tidak pernah memberikan manfaat (karunia) apa pun kepada mereka (orang kafir) selama mereka hidup.
3. "Maka celakalah orang - orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka."
Pada firman ini Allah memberikan (memperkuat) keyakinan Nabi Dawud a.s tentang kebohongan para orang - orang kafir tersebut. Dengan memberikan jaminan azab neraka atas mereka.
Jadi isi dari ayat ini adalah kisah kebohongan para orang kafir terhadap Nabi Dawud a.s.

D.    Pandangan Hadist terhadap Pelestarian Lingkungan
Adapun mengenai hadits Rosulullah S.a.w tentang peduli lingkungan ini banyak sekali, salah satu diantaranya sebagai berikut :
1.     Larangan Menelantarkan Lahan
حَدِيْثُ جَابِرِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ رضى الله عنهما, قَالَ : كَانَتْ لِرِجَالٍ مِنَّا فُضُوْلُ اَرَضِيْنَ, فَقَالُوْا نُؤَاجِرُهَا بِالثُّلُثِ وَالرُّبُعِ وَالنِّصْفِ, فَقَالَ النَّبِىُّ ص.م. : مَنْ كَانَتْ لَهُ اَرْضٌ فَلْيَزْرَعْهَا اَوْلِيَمْنَحْهَا اَخَاهُ فَإِنْ أَبَى فَلْيُمْسِكْ أَرْضَهُ.

Hadist Jabir bin Abdullah r.a. dia berkata : Ada beberapa orang dari kami mempunyai simpanan tanah. Lalu mereka berkata: Kami akan sewakan tanah itu (untuk mengelolahnya) dengan sepertiga hasilnya, seperempat dan seperdua. Rosulullah S.a.w. bersabda: Barangsiapa ada memiliki tanah, maka hendaklah ia tanami atau serahkan kepada saudaranya (untuk dimanfaatkan), maka jika ia enggan, hendaklah ia memperhatikan sendiri memelihara tanah itu. “ (HR. Imam Bukhori dalam kitab Al-Hibbah)
Selain dari hadits diatas, ada juga bersumber dari Abu Hurairah r.a. dengan lafazd sebagai berikut :
حَدِيْثُ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قال: قال رسول الله عليه وسلم : مَنْ كَانَتْ لَهُ اَرْضٌ فَلْيَزْرَعْهَا اَوْلِيَمْنَحْهَا اَخَاهُ فَإِنْ أَبَى فَلْيُمْسِكْ أَرْضَهُ.(اخرجه البخارى فى كتاب المزاعة)
Antara kedua tersebut terdapat persamaan, yaitu masing-masing ditakhrijkan oleh Imam Bukhori. Sedangkan perbedaannya adalah sumber hadits tersebut dari Jabir yang diletakkan dalam kitab Al-Hibbah yang satunya bersumber dari Abu Hurairah dan diletakkan dalam kitab Al-Muzara’ah.
Dari ungkapan Nabi S.a.w. dalam hadits diatas yang menganjurkan bagi pemilik tanah hendaklah menanami lahannya atau menyuruh saudaranya (orang lain) untuk menanaminya. Ungkapan ini mengandung pengertian agar manusia jangan membiarkan lingkungan (lahan yang dimiliki) tidak membawa manfaat baginya dan bagi kehidupan secara umum. Memanfaatkan lahan yang kita miliki dengan menanaminya dengan tumbuh-tumbuhan yang mendatangkan hasil yang berguna untuk kesejahteraan pemiliknya, maupun bagi kebutuhan konsumsi orang lain. Hal ini merupakan upaya menciptakan kesejahteraan hidup melalui kepedulian terhadap lingkungan. Allah S.w.t. telah mengisyaratkan dalam Al-Qur’an supaya memanfaatkan segala yang Allah ciptakan di muka bumi ini.
2.      Penanaman Pohon (reboisasi) Langkah Terpuji
حَدِيْثُ اَنَسٍ رضى الله عنه قَالَ: مَامِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ اَوْيَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ اَوْاِنْسَانٌ اَوْبَهِيْمَةٌ اِلاَّكَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ. (اخرجه البخارى فى كتاب المزاعة)

Hadits dari Anas r.a. dia berkata: Rosulullah S.a.w. bersabda : Seseorang muslim tidaklah menanam sebatang pohon atau menabur benih ke tanah, lalu datang burung atau manusia atau binatang memakan sebagian daripadanya, melainkan apa yang dimakan itu merupakan sedekahnya “. (HR. Imam Bukhori)
Pada dasarnya Allah S.w.t. telah melarang kepada manusia agar tidak merusak hutan, hal ini sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqoroh ayat 11 :
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لاَتُفْسِدُوْا فِى الاَرْضِ…
“ Dan apabila dikatakan kepada mereka : Janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi “
3.       Harmonitas Manusia, Hewan dan Tumbuhan
Manusia, harus mampu menjaga harmonitas segi tiga keseimbangan ekologi: dirinya (manusia), hewan dan tumbuhan. Manusia, seperti disinggung sebelumnya, adalah wakil Allah (khalīfah) di permukaan bumi (Qs. 2: 30). Karena sebagai khalīfah, maka dia harus bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnnya, sebagai pengganti Allah dalam memelihara keseimbangan ekologi. Dia harus memahami fitrahnya yang mengerti maslahat dan kebutuhannya (Qs. 67: 14). Dengan akal yang diciptakan oleh Allah untuknya, dia bisa membekali diri dengan ilmu dan pengetahuan serta teknologi, supaya bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan melaksanakan tugasnya tersebut (Qs. 7: 74).
Dengan bekal itu semua, manusia harus tampil sebagai sosok yang ‘ramah lingkungan’. Dalam Islam, khalīfah adalah ‘manusia hijau’. Yaitu sosok yang benar-benar melindungi dan memelihara lingkungan hidupnya. Dalam hal ini, konsep ihsān dapat dijadikan sebagai landasan normatif-teologis dalam menciptakan harmonitas manusia dan lingkungan hidup.
Dalam hadits Jibril yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwa ihsān adalah “engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, ketahuilah bahwa dia –dalam ibadahmu—sedang melihatmu.” Ihsān disini dapat diartikan sebagai sikap ramah (baik), yang berarti melindungi dan memelihara dengan baik. Di sini, konteks ihsān dalam ibadah. Pemeliharaan lingkungan dapat menjadi ibadah, karena memelihara lingkungan yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Ketika lingkungan dipelihara dan dijaga dengan baik, maka dia menjadi ibadah di hadapan Allah.  Orang yang tidak mengerti konsep ini, akan merusak lingkungannya. Maka banyak terjadi penggundulan hutan besar-besaran, buang sampah sembarangan, dll. Akhirnya, erosi terjadi dimana-mana. Sungai-sungai banyak yang meluap dan merusak pemukiman masyarakat. Pada gilirannya, lingkungan tak lagi bersahabat dengan manusia. Ini akibat dari menjauhkan Allah dari ranah dan lini kehidupan.
Konsep ihsān yang kedua adalah dalam Qs. 4: 36. Dimana ihsān di sini dimaknai dengan memperhatikan, menyayangi, merawat, dan menghormati. Dalam konteks ini, Islam menuntut manusia agar memperhatikan, menyayangi, merawat dan menghormati lingkungan. Dua konsep ihsān tersebut pada realitanya memang diperlukan oleh manusia dalam konteks interaksi dengan lingkungan. Karena, memang, kita wajib memperlakukan lingkungan dengan cara melindungi dan menjaganya. Bukan malah kita remehkan, lalaikan, serta musnahkan. Jika ini yang berlaku, yang terjadi adalah kerusakan lingkungan hidup yang terjadi dimana-mana. Itu semua, kata Allah, karena ulah tangan-tangan jahil manusia. Padahal, itu semua bukan azab mutlak, melainkan peringatan agar manusia merasakan hasil perbuatan jahilnya. Karena Allah berharap manusia-manusia jahil terhadap lingkungannya dapat kembali lagi (Qs. 30: 41). Di samping itu, ihsān sejatinya adalah perbuatan baik yang tanpa batas. Artinya, perhatian terhadap segala sesuatu, baik hidup maupun mati, adalah tanpa perhitungan alias tak terhingga. Karena prinsip untuk bersikap lemah lembut berlaku bagi setiap elemen lingkungan, baik makhluk hidup maupun makhluk mati, serta yang berakal maupun yang tidak berakal. Dengan kata lain: prinsip untuk bersikap ihsān ini mencakup manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk mati.

E.     Masalah-masalah pada Lingkungan Hidup Lahan Basah
Dalam lingkungan  hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di sungai, laut, tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:
1.      Pencemaran Sungai dan laut
Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan logam berat, pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas. Secara biologis, fisik dan kimia senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan. Di berbagai sektor industri dan rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dari plastik.
2.      Pencemaran Tanah
Tanah  bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk dan bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan tanah menjadi kering dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam yang sangat besar yang terdapat di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah juga dapat disebabkan oleh sampah plastik karena pada umumnya sampah plastik tidak mengalami proses penghancuran secara sempurna.
3.      Pencemaran Hutan
Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam pemanfaatannya tidak terkendali dengan baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Salah satu contoh pencemaran atau kerusakan hutan adalah adanya penebangan secara liar. Jika kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus maka dapat mengakibatkan penggundulan hutan.

F.     Upaya-Upaya Pelestarian Lingkungan Lahan Basah
1.      Konservasi, rehabilitasi, dan pemanfaatan bijaksana
Konservasi meliputi kegiatan perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari untuk memelihara fungsi lingkungan sebagai penyangga kehidupan dan keanekaragaman hayati
2.      Azas manfaat dan prioritas
Pengelolaan lahan basah dilakukan secara terencana, agar lahan basah dapat dimanfaatkan secara optimal dengan prioritas pada kawasan dengan potensi pemanfaatan yang tinggi atau telah mengalami degradasi serta fokus bagi kesejahteraan masyarakat.
3.      Berbasis masyarakat
Pengelolaan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan khususnya masyarakat lokal.
4.      Pengelolaan terpadu
Pengelolaan dilakukan dengan multipihak, komprehensif, dan integral dengan pembagian peran, fungsi, dan tanggung jawab bagi mamsing-masing pemangku kepentingan.
5.      Tata laksana yang baik
Good Governance meliputi prinsip akuntabilitas, terbuka, terpadu dan bijaksana.
G.    Pembaharuan dan Inovasi Pelestarian Lingkungan Lahan basah
Dengan adanya masalah lingkungan hidup tersebut kita sebaiknya mencari solusi agar dapat memperbaiki dan memperkecil terjadi kerusakan, yakni :
1.      Reboisasi
Reboisasi yang dilakukan yakni penanaman pohon bakau di pesisir sungai (contoh sungai Barito, kuin, alalak) sebagai pembentuk ekosistem lahan basah pesisir. Inovasi yang kita ambil yaitu Gerakan Seribu Tangan untuk sungai Banua yang belum pernah dilakukan oleh orang lain.
2.      Konservasi
Konservasi pohon galam yang merupakan salah satu pohon khas lingkungan lahan basah dengan tidak menghilangkan komponen manfaatnya.
3.      Sosialisasi penggunaan AMDAL dalam pembangunan
Adanya AMDAL sangat penting sekali dalam hal analisis kesesuaian bangunan yang akan di bangun di lingkungan lahan basah dengan memperhatikan fungsi dan struktural tanah dan ekosistem daerah tersebut.
4.      Pembuatan Flood Away
Yaitu alur untuk turunnya air dari dataran tinggi kedataran rendah untuk antisipasi banjur didaerah rawa (lahan basah).
5.      Eco-Green Living
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya praktek membuat struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh bangunan. Penggunaan ini akan menghindari efek rumah kaca, meningkatkan mutu hidup dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam.
H.    Fungsi dan Nilai Lahan Basah

1.      Manfaat langsung :
Pengendalian banjir dan kekeringan, pengaman pantai dari intrusi air laut, pengamanan garis pantai (abrasi/erosi) dan badai, jalur transportasi, rekreasi, penelitian dan pendidikan.

2.      Manfaat Ekologi :
Penambat sedimen dari darat dan penjernih air penahan dan penyedia unsur hara, penanaman dan penawar pencemaran, stabilitas iklim mikro, dan pengendali iklim glonal.

3.      Manfaat Ekonomi/Produksi :
Penyedia air, penyedia hasil hutan, sumber kehidupan liar dan sumber makanan, sumber perikananan, pendukung pertanian, dan sumber energi.
4.      Manfaat kekhasan :
Merupakan habitat bagi berbagai keanekaragaman hayati, keunikan tradisi, dan budidaya, serta habitat bagi satwa.





BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwasanya itu semua menjadi alasan mengapa Alloh menyebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an tentang pentingnya lingkungan hidup dan cara-cara Islami dalam mengelola dunia ini.
Kualitas  sebagai indikator pembangunan dan ajaran Islam sebagai teknologi untuk mengelola dunia jelas merupakan pesan strategis dari Alloh SWT untuk diwujudkan dengan sungguh-sungguh oleh setiap muslim.
Adanya bencana lebih karena manusia melakukan ekspliotasi berdasarkan kemauan hawa nafsunya untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan bencana yang ditimbulkannya. Manusia tersebut tidak mempunyai pengetahuan mengenai ekosistem dan memandang baik perbuatannya yang salah tersebut tanpa pengetahuan, dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai manusia yang dzalim. Sebagaimana Allah mengingatkan :

“Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan, maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolong pun”. (Q.S Ar-Rum 30:29)
Bahaya yang diakibatkan menurutkan kehendak nafsu sangat jelas dampaknya pada kehancuran bumi. Hal ini dapat berupa ekspliotasi yang berlebihan dan tidak memepertimbangkan daya dukung lingkungan, pemborosan, menguras sesuatu yang tidak penting dan tidak efisien, bermewah-mewahan dalam konsumsi dan gaya hidup dan seterusnya. Manusia yang melakukan cara seperti itu tentu  mengelola bumi tanpa landasan dan petunjuk Al-Khalik sesuai dengan apa yang diisyaratkan kepadanya selaku hamba Tuhan. Syariat adalah fitrah di mana bumi hanya dapat diatur dengan ilmu syariatnya tersebut. Bila sesuatu menyalahi fitrah, maka akibatnya dapat terjadi kefatalan. Tanpa standar nilai-nilai syariat tersebut, manusia cenderung melihat kebenaran menurut hawa nafsu.






DAFTAR PUSTAKA
1.      Bidhawy,  Zakiyuddin. 2007. Islam Melawan Kapitalisme. Magelang : Resist Book
2.      Fachrudin, M. 2005. Konservasi Alam dalam Islam. Jakarta : Buku Obor
3.      Harahap, Adnan.1997. Islam dan Lingkungan . Jakarta : Fatma Press
4.      Prasetyo, Eko. 2008. Minggir !  Waktunya Gerakan Muda Memimpin!. Yogyakarta : Nahima Press
5.      Suyatno, Ahmad. 2012. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam, Jakarta :  Teladan