Presiden Jokowi sedang dipuji-puji media internasional. Gara-garanya, dia kini resmi memiliki deluxe box set grup music Rock Metallica berjudul "Master of Puppets".
Lho?
Begini, album itu sebenarnya diberikan Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rassmussen kepada Pak Jokowi saat kedua kepala negara itu bertemu pada 28 November 2017 lalu di Bogor. Album eksklusif itu ditandatangani langsung oleh drummer band Metallica, Lars Ulrich.
Tapi Pak Jokowi rupanya punya prinsip bahwa sebagai kepala negara dia tidak boleh menerima hadiah dari siapapun (kecuali keluarga barangkali ya). Karena itu pada Desember 2017 lalu, album itu diserahkan kepada Komisi Pemberantas Korupsi.
Masalahnya, Pak Jokowi suka sekali dengan Metallica. Album ‘Master of Puppets” yang diproduksi pada 1986 itu memang dipandang sebagai album terbaik Metallica, terjual lebih dari sepuluh juta keping di seluruh dunia dan merupakan album metal pertama yang tercatat di Library of Congress, Amerika Serikat.
Karena itulah pekan lalu, Pak Jokowi menebus album itu dari KPK dengan uang tebusan yang ditetapkan KPK: Rp 11.079.019. Pak Jokowi membayarnya dengan uang pribadi. Jadilah ‘Master of Puppets’ kini menjadi milik Pak Jokowi.
Tindakan Presiden ini memperoleh banyak pujian. Salah satu media terbesar di dunia, Time, menyebut apa yang dilakukan Pak Jokowi “menunjukkan dirinya sebagai pejuang transparansi”. Media Inggris, BBC, dan berbagai media di Malaysia juga memberitakannya seraya mengutip berbagai pujian terhadap langkah Presiden ini.
Bro dan Sis, apa yang dilakukan Presiden ini keren luar biasa. Ini tentu bukan soal jumlah uang. Tapi Presiden memberi contoh pada semua pejabat di Indonesia bahwa bahkan untuk hal sekecil seperti hadiah album musik pun harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat luas. Ini menjadi penting mengingat budaya pemberian upeti dan sogok adalah budaya yang diwariskan banyak pejabat pemerintahan di masa lalu.
Sumber : Grup Line
No comments:
Post a Comment